Perkembangan Mata Uang dalam Sejarah Dunia, Apakah Sudah Tahu?
Dalam sejarah dunia, perkembangan uang merupakan salah satu hal yang tidak dapat dilewatkan. Pasalnya, alat tukar pembayaran ini ternyata belum ada di zaman dahulu. Bentuk uang yang saat ini sering digunakan merupakan hasil perkembangan dari beberapa fase.
Kini, masyarakat sudah mengenal alat tukar pembayaran bukan hanya bentuk tunai saja. Melainkan juga dalam bentuk digital. Lalu, bagaimana cara orang zaman dulu membeli suatu barang padahal uang belum ada di zaman tersebut? Berikut informasinya!
Sejarah Dunia: Tahap Perkembangan Mata Uang
Sebelum uang tunai ada seperti sekarang, masyarakat cukup kesulitan untuk membeli atau membayar sesuatu. Hal inilah yang mendorong mereka untuk menciptakan alat tukar pembayaran yang disebut “uang”. Adapun proses perkembangannya yaitu sebagai berikut:
Fase Pra Barter
Pada masa pra barter, manusia hidup dalam masyarakat yang sangat sederhana. Kebutuhan sehari-hari dipenuhi melalui berburu, meramu, dan pertanian subsisten.
Pada tahap ini, setiap individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi semua yang mereka butuhkan. Jadi, tidak ada kebutuhan untuk pertukaran barang atau jasa dengan orang lain. Sistem ekonomi pada fase ini sangat primitif dan tidak mengenal konsep perdagangan atau mata uang.
Fase Barter
Seiring dengan perkembangan masyarakat, kebutuhan manusia menjadi lebih kompleks dan beragam. Tidak semua individu atau kelompok mampu memenuhi semua kebutuhannya sendiri, sehingga muncul kebutuhan untuk pertukaran barang atau jasa dengan pihak lain.
Fase ini dikenal sebagai fase barter, yaitu ketika barang dan jasa dipertukarkan secara langsung tanpa menggunakan perantara. Sayangnya, sistem barter memiliki beberapa kelemahan. Adapun kelemahannya yaitu:
- Sulitnya menemukan pihak yang memiliki barang yang dibutuhkan;
- Sulitnya menentukan nilai tukar yang adil.
Fase Uang Barang
Untuk mengatasi kelemahan barter, manusia mulai menggunakan barang-barang tertentu yang diterima secara umum sebagai alat tukar. Barang-barang ini disebut uang barang.
Contoh uang barang di antaranya kerang, garam, biji-bijian, dan hewan ternak. Uang barang memiliki nilai intrinsik dan diterima secara luas dalam masyarakat tertentu. Meskipun demikian, uang barang juga memiliki kelemahan, seperti tidak tahan lama, sulit disimpan, dan nilai yang bervariasi.
Fase Uang Pasca Barang
Perkembangan uang selanjutnya dalam sejarah dunia yaitu penggunaan uang pasca barang. Uang ini memiliki nilai sebagai alat tukar tetapi tidak memiliki nilai intrinsik. Pada fase ini, masyarakat mulai menggunakan benda-benda seperti batu, logam, atau kain sebagai uang.
Namun, yang paling populer digunakan yaitu besi karena lebih tahan lama dan tidak mudah rusak. Uang pasca barang lebih tahan lama dan mudah disimpan dibandingkan uang barang. Namun, nilainya bergantung pada kesepakatan sosial dan kepercayaan masyarakat.
Fase Uang Logam
Fase berikutnya dalam perkembangan mata uang adalah penggunaan uang logam. Uang logam terbuat dari logam mulia seperti emas, perak, dan tembaga. Logam mulia dipilih karena memiliki nilai intrinsik, tahan lama, dan mudah dibentuk.
Bangsa yang pertama kali menciptakan uang logam yaitu bangsa Lydia. Mereka menciptakannya sekitar tahun 580 sebelum masehi. Uang ini dicetak dari elektrum, yang merupakan campuran perak 25% dan emas 75% bergambar singa. Sayangnya, uang logam sulit untuk dibawa dalam jumlah besar.
Fase Uang Kertas
Untuk mengatasi kelemahan uang logam, akhirnya dikembangkan uang kertas. Dalam fase ini, China dianggap sebagai negara pertama yang menemukannya. Hal ini terjadi pada zaman Dinasti T’ang.
Mereka membuat uang tersebut dari kulit kayu pohon murbei. Biasanya, mereka menggunakan daun pohon tersebut sebagai pakan ulat untuk industri kain sutra. Selanjutnya, mereka juga mulai membuat uang Huizi yang menjadi mata uang resmi China tahun 1160.
Demikian sejarah dunia terkait perkembangan mata uang. Mulai dari fase pra barter, barter, uang barang, uang pasca barang, uang logam, hingga uang kertas.