Mengetahui Fakta Indonesia Kalah Melawan Irak U-23
4 mins read

Mengetahui Fakta Indonesia Kalah Melawan Irak U-23

Timnas Indonesia kalah melawan Irak di Piala Asia U-23 2024. Pasukan Shin Tae-yong kebobolan keunggulan 1-2 Irak dalam perebutan tempat ketiga di Stadion Abdullah bin Khalifa di Doha, Qatar.

Kekalahan ini sekaligus membuat Timnas Indonesia tidak mampu mengamankan tiket ke Olimpiade 2024. Timnas Indonesia masih berpeluang berlaga di cabang olahraga sepak bola di Olimpiade Paris dengan syarat memenangkan pertandingan tersebut.

Alasan Indonesia Kalah Melawan Irak U-23

beberapa penyebab Indonesia kalah melawan Irak atas pertandingan Piala Asia U-23 memperebutkan posisi ke tiga dan perlu dilakukan pembenahan.

Berikut beberapa penyebab Timnas U-23 Indonesia kalah 1-2 dari Irak dalam perebutan tiket Olimpiade Paris 2024. Hal ini mengakibatkan Garuda Muda menempati posisi keempat.

1. Stamina Menurun

Timnas Indonesia U-23 kehilangan kestabilan dan stamina selepas menit ke-70 sehingga membuat mereka kesulitan menjaga fokus serta melakukan kesalahan dalam umpan dan serangan yang mudah dihalau pemain Irak.

Konsentrasi di belakang juga menurun. Situasi ini berlanjut hingga perpanjangan waktu, ketika Irak berhasil mencetak gol penentu. Meski sudah berusaha, Garuda Muda tampak semakin lelah dan tidak mampu lagi mencetak gol.

Usai gagal meraih peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong mengaku akan fokus memulihkan stamina pemain dalam dua hingga tiga hari ke depan sebelum menyiapkan strategi dan analisa untuk laga melawan Guinea.

Setelah Indonesia kalah melawan Irak, laga selanjutnya melawan Guinea untuk memperebutkan satu sisa tiket Olimpiade 2024 dijadwalkan pada 9 Mei 2024.

Duel ini hanya akan terjadi satu kali. Lokasi pertandingan di Perancis. Para pemain dirugikan dengan jadwal yang padat dibandingkan Guinea. Pelatih STY harus bekerja cukup keras untuk mengatasi kelelahan fisik para pemainnya.

2. Para Penyerang Kurang Mampu Menciptakan Peluang

Trio penyerang utama Rafael Struick, Witan Sulaeman, dan Kelly Sroyer gagal mendapatkan tembakan ke gawang yang signifikan, kecuali Struick dan Kelly yang mencoba namun gagal mencetak gol.

Hanya Ivar Jenner yang berhasil mencetak gol dari jarak jauh. Meski Ramadhan Sananta masuk sebagai pemain pengganti di menit-menit akhir, kontribusinya terbatas. Lini tengah yang dipimpin Marselino Ferdinan kesulitan mengoper bola ke depan.

Melansir laman resmi AFC, Timnas U-23 hanya mencatatkan dua tembakan ke gawang, satu gol Ivar Jenner dan satu tembakan Marselino Ferdinan dan Indonesia kalah melawan Irak.

Namun, mereka juga gagal sebanyak delapan kali sehingga menunjukkan kurangnya efisiensi dalam penyelesaian akhir. Delapan tembakan juga sempat Irak catatkan namun meleset dan berikutnya berhasil mencetak dua gol dari enam tembakan tepat sasaran.

3. Pertahanan Tidak Rapi

Pertahanan bermain kurang rapi dalam 120 menit. Irak beberapa kali melakukan terobosan tanpa hambatan. Tim Radhi Shenaishil mencetak dua gol. Permasalahan ini harus segera diselesaikan oleh timnas U-23 Indonesia.

Untuk mengalahkan Irak, Garuda Muda harus memperbaiki pertahanannya karena absennya Risky Ridho namun pad akhirnya Indonesia kalah melawan Irak. Penampilan Garuda Muda melebihi ekspektasi. Sebagai debutan, finis empat besar Piala Asia U-23 2024 merupakan hal yang luar biasa.

Dari segi permainan, Uzbekistan berada satu kelas di atas kami. Kerjasama tim lebih bersih, disiplin, dan sangat seimbang dalam menyerang dan bertahan. Irak tidak seperti itu.

4. Kurang efektif

Faktanya, para pemain bermain lebih baik dengan penguasaan bola 52%. Namun, terbukti tidak efektif. Buktinya para pemain hanya mendapat 16 percobaan, tiga diantaranya mengarah ke gawang.

Hal ini perlu mendapat catatan tersendiri. Tim berjuluk “Singa Mesopoamian” ini punya kualitas pemain yang berimbang meski Indonesia kalah melawan Irak. Sebaliknya, Indonesia hampir selalu memainkan komposisi yang sama di setiap pertandingan. Lawan bermain cukup baik di babak kedua.

Ada perbedaan level performa individu, di setiap pertandingan kami bermain dengan sebelas pemain yang hampir sama, mungkin tim kami sulit mencapai level para pemain.

5. Keputusan wasit

Gol pertama Irak yang dicetak Zaid Tahseen (menit ke-27) justru bernuansa kontroversi. Sebab, terjadi duel udara yang membuat kiper Ernando Ari diganggu di kotak penalti.

Namun wasit dan VAR tidak menganggap hal tersebut sebagai pelanggaran meski telah dilakukan pengecekan. Hal ini kembali merugikan timnas U-23 membuat Indonesia kalah melawan Irak.

6. Kelalaian

Bisa dibilang, gol kedua dari lawan yang dicetak Ali Jasim (menit ke-96) terjadi karena kelalaian Indonesia. Pasalnya, bola dilepaskan dari belakang dengan back pass ke area pertahanan.

Namun Justin Hubner kurang tenang dan kurang mengantisipasi bola. Jasim kemudian mampu mengalahkan Ernando satu lawan satu. Indonesia sebenarnya punya beberapa peluang bagus untuk mencetak gol dalam 120 menit. Namun, gol kedua gagal karena kurangnya ketenangan di akhir.

Penyebab Indonesia kalah melawan Irak, Marselino Ferdinan dikabarkan banyak membuang peluang melalui tembakan jarak jauh yang tidak menemui sasaran.

Hal ini harus diatasi agar bisa memanfaatkan peluang kecil secara efektif di pertandingan krusial. Penampilan anak bangsa U-23 di ajang ini bagus. Meski demikian, pelatih berlisensi AFC Pro itu menambahkan, dirinya yakin para pemain Garuda Muda bisa berkembang lebih baik lagi.

Tentu saja semakin lama hal ini berlangsung, semakin baik hasilnya. Seperti yang pelatih STY chemistry di antara pemain akan semakin kuat, sebagai pengingat atas penyebab Indonesia kalah melawan Irak.